Sabtu, 28 April 2018

SUKSES BUTUH PERJUANGAN

Sahabat,,,lika liku kehidupan tak kan lepas dari jalan menuju sukses, dunia ataupun akhirat.
bagi mereka yang kuat pertahanan diri maka akan lanjut ke tahap berikutnya untuk menuju kehidupan yang mulia. Namun mereka yang lemah pertahanan diri maka mereka akan mundur bahkan jatuh pada level yang lebih rendah lagi.

Sehingga tidak sedikir manusia yang menyerah sebelum berjuang. jika seperti ini terus kapan sukses itu akan kita raih sahabat..

Pepatah arab mengatakan " Man Jadda Wa Jada" siapa yang sungguh sungguh dalam menghadapi lika liku kehidupan baik itu manis atau pahit, senang atau susah maka mereka akan mendapatkan apa yang mereka impikan...

Ingat sahabat,
Allah itu sudah menakdirkan setiap manusia itu akan diuji sesuai dengan kemampuannya. maka yang harus kamu siapkan adalah pertahanan diri yang kuat. Dekatkan diri kepada Allah sang pencipta manusia dan masa depannya...

Minggu, 30 Desember 2012

KENAKALAN REMAJA CERMINAN KENAKALAN ORANG TUA

Siapakah remaja itu? Mengapa kelompok mereka amat penting dibicarakan dan perlu mendapat perhatian serius? Pertanyaan ini sering menjadi pertanyaan mendasar berkaitan dengan identitas sebuah kelompok yang sangat besar dan berpotensial ini. Banyak orang yang mengandaikan kelompok remaja ini ibarat bom, jika tidak ditangani secara baik dan hati-hati ia akan meledak dan menghancurkan dunia ini. Namun jika dikelola dengan baik, niscaya remaja akan membawa perubahan dan perbaikan dengan energinya yang sangat besar dan semangatnya yang berkobar-kobar.

Fase remaja sebagai mana yang kita ketahui merupakan masa penuh gairah, semangat, energi dan pergolakan, san seorang anak mengalami perubahan tidak hanya perubahan fisik tetapi juga perubahan psikisnya. Semua ini mengakibatkan perubahan status dari anak-anak menjadi remaja. perubahan psikologis, perubahan fisik dan perkembangan intelektual mendorong mereka menuntut diperlakukan seperti orang dewasa dan berupaya melepaskan diri dari ikatan emosional dengan orang tua. Tuntutan ini sering menjadi dilema bagi orang tua. Di satu sisi, pada umumnya orang tua memandang anak remaja belum pantas diperlakukan seperti orang dewasa, sebaliknya remaja menolak diperlakukan seperti kanak-kanak.
Itulah komunitas remaja, kelompok yang sedang berupaya meninggalkan pusaran masa pubertas yang dahsyat. Tidak semua remaja yang sukses melewati fase remajanya dengan baik. Beberapa diantara mereka terdampar dipulau yang salah akibat kencangnya arus gelomnang kehidupan. Siapapun yang tidak berhati-hati maka mereka akan gagal mencapai tujuan perubahannya.
Kenyataan fenomena yang kita perhatikan saat ini, kenakalan remaja begitu dahsyatnya berkembang mulai dari seks bebas, pergaulan bebas, perkelahian, narkoba bahkan pembunuhan menjadi aktifitas remaja saat ini. Dan tidak sedikit orang tua yang mengeluh tentang perilaku remaja mereka yang sangat memusingkan pikiran dan melukai perasaan mereka sebagai orang tua. Sebagian orang tua, mereka seakan-akan terhimpit dengan beban yang begitu berat sehingga sulit bergerak. Anak-anak remaja telah membaut sebagian besar orang tua merasa gagal menjadi orang tua, karena menurut orang tua pola hidup remaja sebagian besar bertentangan dnegann pendidikan dan pengajaran yang pernah diajarkan oleh orang tua kepada mereka ketika masih kanak-kanak. Tidak heran banyak orang tua yang mengucapkan rasa syukur ketika anak remaja mereka sudah beranjak ke dewasa, mereka merasa seperti terlepasa dari beban yang sangat berat mereka pikul. Seolah-oleh bagi orang tua kenakalan remaja seakan-akan "Hantu" yang menakutkan yang berdiri disetiap ruang kehidupan mereka.
Sungguh menarik fenomena ini.Padahal orang tua sering lupa untuk menjawab pertanyaan ini " Mengapa remaja cenderung nakal".Sedikit orang tua yang mau menjawab dengan menilai kesalahan diri tentang apa yang sudah terjadi dengan remaja mereka. Mereka lebih cenderung menyalahkan remaja dengan apa yang terjadi. Jika diperhatikan beberapa faktor penyebab remaja cenderung nakal dibawah ini, maka terlihat bahwa remaja nakal itu merupakan cermianan dari kenakalan orang tua mereka. Mari sama-sama kita perhatikan hal di bawah ini:
PENYEBAB KECENDERUNGAN REMAJA NAKAL (EB Subakti, 2008:203)
  1. Perceraian orang tua
  2. Pengaruh tontonan
  3. Remaja hasil hubungan gelap
  4. penelantaran orang tua (miskin kasih sayang dari orang tua)
  5. Otoritas orang tua yang mengekang perkembangan remaja
  6. Perbedaan pola pikir orang tua dengan remaja
  7. Lingkungan
  Selain unsur-unsur di atas ada beberapa kesalahan yang sering dilakukan orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Perlu kita ketahui bahwa remaja yang didik berdasarkan nasehat para ahli belum tentu berhasil lebih baik ketimbang remaja yang didik langsung oleh orang tuanya. Kenyataan yang kita temui di lapangan, begitu banyak para ahli pendidikan yang turun untuk memberi nasehat kepada remaja, namun hasilnya kenakalan remaja tetap belum ada pengurangan. Ini artinya bahwa sepandai apapu para ahli pengenalan mereka terhadap remaja pastilah terbatas dibandingkan dengan orang tua remaja itu sendiri.

Beberapa perilaku orang tua yang cenderung memicu pertentangan orang tua-remaja :
  1. Permusuhan orang tua dengan remaja
  2. Kemarahan orang tua dalam memberikan bimbingan dan menegakkan disiplin terhadap remaja
  3. Perlindungan yang berlebihan yang diberikan orang tua kepada remaja, bahkan menyebabkan remaja tidak bisa bergerak
  4. Penegakan disiplin yang tidak jelas, karena orang tua gagal memberikan contoh yang benar kepada remaja bagaimana mereka harus menegakkan disiplin itu dalam diri mereka sendiri.
  5. Pertengkaran yang sering terjadi dalam keluarga
  6. Hubungan suami dan istri yang tidak harmonis
Oleh karena itu saya tertarik untuk mengatakan bahwa kenakalan remaja itu cerminan dari kenakalan orang tua dalam berperilaku...


Rabu, 19 Desember 2012

KONSELOR BERINTEGRITAS


KONSELOR YANG BERINTEGRITAS


Konselor yang berintegritas adalah konselor yang memiliki kepibadian yang utuh, yaitu konsleor yang tidak mudah terpengaruh oleh suasana yang timbul pada saat konseling. Konselor seperti ini adalah konselor yang dapat mengendalikan dirinya dari pengaruh suasana hati yang dialaminya sebagai konselor atau sebagai anggota keluarga atau masyarakat.
Seorang konselor diharapkan memiliki pribadi yang dapat mencerminkan perilakunya dalam mewujudkan kemampuan dalam hubungan membantu konseli tetapi juga mampu menyadari dunia lingkungannya, mau menyadari masalah sosial politiknya, dan dapat berdaya cipta secara luas dan tidak terbatas dalam pandangan profesionalnya.
 Karakteristik pribadi konselor salah satunya Menurut Mamat Supritna (2011:23) adalah menampilkan integritas dan stabilitas kepribadian kematangan emosional. Seorang konselor hendaknya memiliki kepribadian yang utuh, sehingga dalam melaksanakan tugas konselor tidak mudah dipengaruhi oleh pendangan atau pendapat orang luar, terutama konselor tidak mudah terpengaruh oleh suasana yang timbul saat konseling. seorang konselor harus dapat mengendalikan dirinya dari pengaruh suasana hati yang dialaminya sebagai konselor, atau sebagai anggota keluarga atau masyarakat. Ia juga harus memiliki kestabilan emosi yang mantap, agar tidak mudah laurt dalam suasana emosional klien.
Konselor yang memiliki intergritas kepribdian yang tingi maka dia akan mudah mematuhi kode etok profesi konselor. karena ketika integritas itu sudah ada dalam diri maka rasa tanggung jawab dan kejujuran dalam melaksanakan tugas itu akan muncul, sehingga sikap keprofesionalan akan mampu dikembangkan. Bagi konselor yang belum memiliki integritas maka berusaha untuk mematuhi kode etik profesi, dengan demikian integritas diri pun akan berkembang.

Selasa, 18 Desember 2012

Pendidik Hebat

KARAKTERISTIK PENDIDIK

Ada beberapa karakteristik pendidik menurut Fuad Bin Abdul Azis (2005):
  1. Mengharapkan Ridha Allah dalam menjalankan tugasnya
  2. jujur dan amanah dalam menjalankan tugas
  3. Komitmen dalam Ucapan dan Tindakan
  4. adil dan Egaliter
  5. Berakhlak Karimah
  6. Rendah hati
  7. berani
  8. Menciptakan nuansa keakraban
  9. sabar dan Mengekang hawa nafsu
  10.  baik dan tutur kata
  11. tidak egois